Dongeng: Nenek Tua dan Ikan Gabus
✕

TAGS:

  • TNI-POLRI
  • REGIONAL
  • MILITER
  • Kodim 1622/Alor
  • Dandim 1622/Alor
  • Kodam IX/udayana
  • Korem 161/Wira Sakti
  • Dandim 1604/Kupang
  • Politik
  • Dispenad
  • Kasad
  • PEMERINTAH
  • Pemda Alor
  • Panglima TNI
  • HUKRIM
  • Pendidikan
  • PAMTAS RI-RDTL
  • DPC PERADI OELAMASI
  • PAMTAS RI
  • Budaya
  • DPR RI
  • Dr. Nicholay Aprilindo
  • Olahraga
  • BPOM RI
  • Korem 163/WSA
Delix News

Breaking News

Link Menu Atas

    • News
    • Bisnis
    • Superskor
    • Sport
    • Seleb
    • Lifestyle
    • Travel
    • Otomotif
    • Techno
    • Kesehatan
    • Populer
    • Beli Tribunnexs
    HOME › Jef Beny Bunda › Pendidikan

    Dongeng: Nenek Tua dan Ikan Gabus

    Jumat, 15 November 2024, November 15, 2024

    Baca Juga :




    DELIXNEWS.COM, - Dahulu kala, ada seorang Nenek Tua yang sangat miskin. Pakaiannya, hanya yang melekat di badannya. Itu pun sudah compang-camping. Pekerjaan sehari-hari Nenek Tua itu sebagai pencari kayu bakar di hutan untuk ditukarkan dengan makanan.


    Di saat musim kemarau, di hutan itu, banyak sungai yang kering, dan kekurangan air. Nenek Tua pun pergi ke hutan untuk mencari kayu bakar. Ketika  sampai di hutan itu, Nenek Tua itu melihat banyak sekali ikan gabus di tempat yang kekeringan, mereka sedang menggelepar-gelepar. Dia begitu gembira. “Mungkin ini rezekiku. Aku akan merasakan lezatnya daging ikan gabus. Nanti, aku akan goreng sebagian dan sebagian lagi kujual,"ujarnya membatin.


     

    Lalu, ia pun jongkok, sambil menyaksikan ikan-ikan gabus yang menggelepar-gelepar itu. Namun, lama-kelamaan, Nenek tua itu berubah niat, ia menjadi iba. Akhirnya, ia mengurungkan niatnya mengambil ikan-ikan gabus itu. Dia hanya diam, sambil memandangi ikan-ikan gabus yang tidak berdaya itu.


    Tapi, Nenek Tua itu terkejut. Tetiba, ia mendengar ada seekor ikan gabus yang paling besar bisa bicara layaknya manusia. “Ya, Allah, berilah hamba hujan!”ujarnya.


    Tak beberapa lama, turunlah hujan lebat. Akhirnya, Nenek Tua itu berteduh di bawah sebuah pohon. Sementara, air hujan makin banyak dan memenuhi kembali kolam yang sebelumnya kering. Ikan-ikan gabus pun berenang-renang dengan girangnya.


    Pulanglah Nenek tua itu. Sepanjang perjalanan, ia memikirkan tingkah laku ikan gabus yang besar tadi. “Kalau aku minta uang kepada Allah, seperti ikan gabus tadi, minta hujan, mungkin diberi-Nya,”pikirnya.


    Sesampainya di rumah, Nenek Tua itu terus memohon diberikan uang kepada Allah. Ia duduk bersimpuh sambil menengadahkan tangannya, “Ya, Allah, berilah hamba uang!”


    Ia terus memohon kepada Allah. Ia sangat percaya bahwa Allah itu ada. Nenek Tua itu terus berdoa sampai larut malam.


    Ternyata, apa yang dilakukan oleh Nenek Tua itu didengar oleh seorang tetangganya yang kaya raya. “Hai Nenek Tua! Jangan mengganggu orang tidur! Allah nggak bakal memberikan uang kepadamu. Mending kamu pergi ke hutan cari kayu bakar. Itulah rezekimu!” ujar si kaya raya dengan jengkelnya.


    Tapi, Nenek Tua itu tidak menggubris kemarahan si kaya raya itu. Ia terus saja memohon kepada Allah sambil menengadahkan tangannya.


    Tetiba, si orang kaya raya itu mengambil pecahan genting dan kaca kemudian memasukannya dalam sebuah karung. Ia naik ke atas rumah Nenek Tua itu, lalu dijatuhkannya karung itu tepat  mengenai tubuhnya. “Hai Nenek Tua bangka inilah uang yang kau minta,”ujarnya. Kemudian,  Ia turun dan mengintip apa yang akan terjadi.


    Nenek Tua itu ternyata pingsan. Namun, tak beberapa lama, ia pun sadar lalu segera memeluk karung itu. Saat dibukanya karung itu, Nenek Tua sangat terkejut, ternyata karung itu berisi uang, emas, dan perak banyak sekali.  


    Seketika, si Nenek Tua itu menjadi orang kaya raya, bahkan kekayaannya melebihi dari kekayaan tetangganya itu.


    Tetangga Nenek Tua yang kaya raya itu iri hati. Lalu, Ia memerintahkan pelayannya agar tengah malam nanti menjatuhkan dua karung berisi pecahan kaca dan genting tepat mengenai dirinya.


    Saat tengah malam, si kaya raya itu memohon dengan  menirukan apa yang pernah dilakukan oleh Nenek Tua itu. “Ya Allah, Berilah hamba uang yang banyak!”.


    Kemudian, pelayannya segera menjatuhkan dua karung pecahan kaca dan genting tepat mengenai badan orang kaya yang serakah itu. Ia pun pingsan. Tak lama, orang kaya itu pun sadar. Setelah sadar, ia memeluk kedua karung itu dengan tangannya yang terluka dan patah. Lalu, ia membuka karung itu.


    Alangkah kagetnya orang kaya yang serakah itu, ternyata pecahan kaca dan genting itu tidak berubah menjadi uang, emas, dan perak. Dia sangat sedih melihat kenyataan itu.


    Kini harta bendanya habis dijual untuk makan dan berobat. Namun, untungnya masih ada orang yang mau menolongnya, yaitu Nenek Tua yang sudah berubah menjadi orang kaya raya.


    Sumber: Bahasa Indonesia Jilid 4a, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI Tahun 1975.

    Tags Jef Beny BundaPendidikan
    Bagikan ini ke

    Komentar

    BERITA POPULER+

    • TNI dan Polri Patroli Gabungan Cipta Rasa Aman dan Nyaman Bagi Masyarakat di Kota Kasih
      KUPANG-NTT - Dalam rangka upaya memastikan situasi keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) tetap kondusif, TNI dan Polri melaksanaka...
    • Herry Battileo Kuasa Hukum Apliana, Desak Pemerintah SBD Hentikan Pembangunan Jalan di Tanah Klien
      Waitabula, (6/9/2025) – Herry F.F Battileo, S.H.,MH Pendiri LBH Surya NTT, Ketua DPC PERADI Oelamasi Sekaligus Ketua Dojo Kempo LBH Surya NT...
    • Dukung Program Pembangunan Desa, Babinsa Serka Lodian Ajak Warga Bersihkan Lokasi Pembangunan Jalan
      KUPANG - Untuk mendukung serta menyukseskan program pembangunan di Desa Manubelon, Babinsa Koramil 1604-03/Naikliu Serka Lodian Wila Radja ...
    • Julio Docarmo: Hibah Tanah Harus untuk LVRI, Bukan Politik Pribadi
      Polemik hibah tanah oleh Ketua Macab LVRI Belu, Stefanus Atok Bau, terus menuai sorotan dari masyarakat dan para tokoh di Kabupaten Belu. Ve...
    • Herry FF Battileo Ingatkan Agar Tak Boleh Ada Diskriminasi Media Independen yang Sudah Berbadan Hukum
      Kota Kupang - Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Media Online Indonesia (MOI) Provinsi Nusa Tenggara Timur, Herry FF Battileo, S.H., M.H., ...
    • Jefrianus Pati Bean Tanggapi Kritik Beni Jahang soal Profesionalisme Wartawan
        Kupang - Pernyataan Ketua Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) NTT, Beni Jahang, yang menyatakan bahwa hanya mereka yang memiliki kartu u...
    • Christina Bessie Resmi Laporkan Suami atas Kasus Penelantaran ke Polda NTT
      Foto : Advokat Andre Lado bersama Imelda Christina Bessie usai pemeriksaan intensif di Unit PPA Polda NTT, Sabtu (30/8).  KOTA KUPANG - Ime...
    • Soroti Kasus Imelda Bessie, Presiden LSM LIRA Jusuf Rizal Minta Polda NTT Tindak Tegas
      Jakarta - Tokoh nasional Kanjeng Raden Haryo (KRH) H.M. Jusuf Rizal, S.H., yang juga Presiden LSM Lumbung Informasi Rakyat (LIRA), angkat b...
    • Pandangan Advokat Peradi Jefrianus Pati Bean Soal Kontroversi Pernyataan Wartawan Melianus Alopada
      Kota Kupang - Pernyataan kontroversial Melianus Alopada yang menyebut “penjahat atau pencuri sekalipun bisa jadi wartawan selama karyanya m...
    • Herry Battileo : Dakwaan Jaksa Batal Demi Hukum, Dua Terdakwa Dibebaskan dari Tahanan
      KUPANG – Majelis Hakim Pengadilan Negeri Kupang Jatuhkan putusan sela yang membatalkan surat dakwaan Jaksa Penuntut Umum (JPU) dalam perkar...
    + Indeks Berita

    Link Bawah

    • Redaksi
    • Disclaimer
    • Pedoman Media Siber
    • Kontak Kami
    Copyright © Delix News

    TerPopuler