![]() |
DITULIS OLEH : SERKA JEFTAN B.B. BUNDA
ANGGOTA KODIM 1604/KUPANG
LAHIR : 09 JUNI 1973 - 09 JUNI 2023
DELIXNEWS.COM - AKU SELALU BERSYUKUR KEPADA TUHAN, Di hari yang berbahagia ini, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Papa, Mama, Istri, Anak, dan 5 orang sadara saya, “I love you so much. Hari ini saya sudah berusia 50 tahun (usia emas). Kita berdoa kepada Tuhan yang empunya kehidupan ini, kiranya diberikan usia yang panjang untuk terus bersama beberapa puluh tahun lagi ke depan.
Saya melihat 50 tahun bukan waktu yang singkat, dan saya selalu berupaya menyirami hidup ini dengan kasih sayang dan kebaikan. Tentu saya juga manusia biasa yang tidak sempurna. Saya memiliki banyak kekurangan tetapi justru bersama istri dan anak serta adik-adikku dalam nasehat kedua orang tua kami, membuat saya bisa sampai pada posisi seperti saat ini.
Istri saya tercinta Pdt. Puriyati Nunuhi, S.Th banyak memberikan didikan yang kadang-kadang tidak terpikir oleh saya sehingga memperkaya apa yang saya punya, termasuk anak saya Selvitri Novita Bunda yang selalu menginspirasi saya dengan senyumannya untuk selalu berbuat baik bagi orang lain dimana saya berada.
Saya harus jujur, tidak pernah terbayangkan saya berada pada posisi seperti ini bisa menikmati usia ke 50 yang biasa disebut ulang tahun emas. Tidak terbayangkan apa yang akan terjadi kalau saya tidak memiliki istri dan anak, serta adik-adik saya saat ini. Mungkin pencapaian saya tidak akan bisa seperti sekarang ini. Selain itu, ini semua karena ada orang tua hebat yang melahirkan, mengasuh, membesarkan dan mendidik kami dalam kesederhanaan agar berguna bagi diri sendiri, sesama dan terlebih bagi Tuhan.
Semua Tuhan yang punya, tetapi saya juga didukung oleh interaksi kami berdua sebagai suami-istri yang sangat baik dan dekat. Tentu ada rona-rona kehidupan, ada naik dan turun yang biasa dalam kehidupan rumah tangga, tapi sejauh ini kami berdua saling mengisi sampai kamipun mengasuh dan mendidik anak kami SELVITRI NOVITA BUNDA yang mana dalam tahun 2023 ini telah menamatkan sekolah di SMA Santa Yosep Kalabahi dan akan melanjutkan ke Perguruan Tinggi di Universitas Kristen Artha Wacana Kupang sesuai dengan niatnya ingin mengikuti jejak sang ibu sebagai seorang Pendeta.
Saya berhutang kepada kedua orang tua, istri, anak dan basodara saya. Saya berhutang karena sebagai seorang prajurit, saya banyak menghabiskan waktu bagi bangsa dan negara melalui tugas satuan sehingga tak ada waktu banyak bersama mereka dalam waktu-waktu tertentu saat mereka butuh kehadiran saya.
Terutama yang tercinta yang setia membesarkan anak kami adalah istri saya. Istri sayalah yang mengasu dan membesarkan, mengurus sekolah, mendidik, dan mendisiplinkan anak kami. Anak kami dididik untuk berpikir selalu hidup sederhana dan jangan mengandalkan orang tua. Didikan ini terus berjalan sampai sekarang. Peran saya hampir tidak ada mungkin selama ini, tapi semua dikarenakan tugas yang harus saya lakukan sebagai amanah dari bangsa dan NKRI.
Saya ingat panjangnya kisah dalam rumah tangga kami sejak pernikahan kami tahun 2002 yakni 21 tahun lalu. Saya dan istri saya yang paling cantik itu, kemudian banyak bersama-sama di tanah rantauan jauh dari orang tua, sanak saudara, namun kami tau bahwa ada orang-orang baik yang Tuhan hadirkan di sekeliling kami selama di Alor Nusa Kenari, Tanah Terjanji, Alor Surga di Timur Matahari.
Banyak suka duka datang silih berganti dalam sebuah kehidupan rumah tangga, namun semuanya kami dapat lalui hanya mengandalkan Tuhan Yesus sebagai kepala rumah tangga. Saya juga selalu mengingat pesan orang tua waktu kami masih kecil dulu hidup di Dusun kecil bernama Oesu'u, dimana Bapak dan Ibu saya berpesan "Walau Papa dan Mama tidak bisa pakai sandal, tetapi kalian semua anak-anak harus pakai sepatu, namun tidak menjadi orang yang sombong",. Nasehat ini yang tertanam dalam hati dan terus terngiang ditelinga saya ketika melihat kondisi kami saat ini.
Saya masih ingat betul waktu duduk di bangku Sekolah Teknik (ST) di ST Negeri 2 Kupang waktu itu, saya juga harus mencari uang dengan berjualan ikan keliling saat diluar jam sekolah hanya untuk mendapatkan rupiah agar bisa membayar uang sekolah, membeli pakaian, buku, alat tulis, jajan, dan kebutuhan lainnya. Bahkan ketika di bangku STM Negeri Kupang, saya pun bekerja sebagai tukang bangunan karena dengan bermodalkan latar belakan jurusan teknik bangunan dan itu saya lakukan hingga kelas 3 STM, namun tidak sampai menamatkan sekolah karena saat mengikuti seleksi menjadi prajurit TNI AD tahun 1994 yang akhirnya saya diterima dan harus pergi mengikuti pendidikan di Tabanan Bali pada tahun 1994. Yang kemudian harus mengikuti Ujian Persamaan untuk mendapatkan Ijazah setara SMA yakni Paket C.
Semoga tulisan saya yang berdasarkan latar belakang kehidupan saya ini menjadi inspirasi dan motivasi bagi generasi muda saya.
(JB)